Ngentot Tetangga Berjilbab 2
aku : aku melihat apa yg sering kamu lakukan di malam hari.Anita : maksud kamu apa? ini siapa?aku : tak usah mencoba menyangkal, aku punya rekaman. kamu seksi sekali sayang!
Anita tidak membalas sms terakhirku, dia malah langsung menelfon, aku kebingungan menjawabnya karena bisa saja dia kenal dengan suaraku dan kedokku ketahuan. Akhirnya aku membiarkan telfonnya berlalu, dadaku berdebar-debar, tak kukira dia akan menelfon.
berkali-kali dia menelfon tapi di selingin dengan sms, dia mencoba memohon padaku agar menjelaskan apa maksud smsku. tapi tak kubalas lagi.
sehari telah berlalu sejak aku mulai menerornya, beberapa kali dia masih mencoba menghubungiku tapi aku tidak meresponnya sama sekali, dia mengirimkan sms, tidak aku balas karena aku bingung mau membalas apa.
hari ini, aku mulai sms dia lagi. dengan strategi baru.aku : tak usah khawatir, aku akan tetap menjaga rahasia ini, tenang saja.Anita : hei, saya mohon maaf, maksud kamu apa? saya tidak mengerti.aku : sudah kubilang, aku punya rekamanmu. di gambar itu kamu klihatn menggairahkan sekali, berbeda dengan sosok wanita muslim yang selama ini kukenal.
ops, aq tidak sadar menuliskan sms begitu. kusumpahi diriku, bisa saja dia menerka-nerka dan mencurigaiku, karna akus ering bertemu dengan anita.
Anita : bagaimana kalau kita ketemu saja? tolong jawab telfon saya, saya mau bicara sama km!aku : kamu mau bertemu? boleh saja, saya akan membantumu mencapai surga dunia, nonton film biru berdua itu lebih enak.Anita : KURANG AJAR KAMU.aku : terserah kamu, tapi kamu sendiri pasti sudah lama tidak menikmati tubuh lelaki.Anita : tolong, bicaralah dengan jelas. aku sudah punya suami.aku : tapi suamimu tidak bisa lagi menyentuh mem*k mu kan?Anita : apa? sebenarnya kamu ini siapa?aku : aku ini malaikatmu, ingin mengeluarkanmu dari siksaan batin, hingga kau tak usah tersiksa lagi bermasturbasi di tengah malam.Anita : bejat kamu. kita perlu ketemu!
aku kebingungan, apakah harus kutemui dia? jika dia tahu siapa yang menerornya, dia pasti marah dan kecewa padaku, aku bisa terancam. tapi dia tak mungkin berani, toh rekamannya ada padaku, aku bisa mengancam dia.
***
aku mengambil inisiatif lain. aku aktifkan kembali kartu sim ku yang asli dan keluar dari rumah.
kuketuk pintu rumah Anita, tak ada sahutan. aku bersabar dan tetap berusaha mengetuk pintu dan memberi salam. akhirnya dia datang membukakan pintu dan menyapaku. dia tetap biasa saja, berpenampilan sebagaimana mestinya, jilbabnya tidak lepas dan memakai baju terusan yang halus, tonjolan dadanya sedikit saja yang membusung, mungkin dia melapis bajunya. tadi dia mengenakan pakaian seksi dan mendobel pakaiannya dengan long dres ini agar lebih cepat menyambutku.
aku dipersilahkan masuk, aku menyampaikan maksudku bahwa di rumah aku sedang suntuk, bingung mau ngapain dan datang kesini untuk ngobrol. kutanya apakah dia sibuk atau tidak, ternyata sudah tidak, pekerjaan rumahnya telas selesai.
mungkin saat aku menerornya tadi, dia sambil mengerjakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. aku bercerita banyak tentangnya, tentang pacarku, kuminta penilaiannya padanya dan berbagai obrolan lain.
"asal kalian sama-sama suka dan saling menyayangi. jika sudah saling sayang, hubungan kalian pasti kuat. godaan apapun yang akan datang, kalian pasti akan bisa melewatinya", Anita memberikan saran padaku.
aku memintanya menceritakan pengelamannya juga, yaaa sebagai bahan cerita kataku, padahal cuma alasan doang agar aku bisa tau cerita-cerita pribadi dia. aku memintanya untuk menceritakan hubungannya dengan suaminya.
dia mungkin agak curiga kenapa aku ngotot banyak bertanya tentang suaminya, namun aku cepat-cepat menukar giliran, aku kembali yang bercerita dan setelah itu, kutanyakan padanya, kenapa dia jarang keluar rumah lagi bersama suaminya? apakah ada masalah?, tanyaku.
dia menceritakan tentang cedera yang dialami suaminya, saat ini suaminya bisa dikatakan lumpuh, tak banyak yang bisa dikerjakannya selain di kamar. mungkin sekali-kali saja dia keluar kamar dan berkeliling di dalam rumah. dia terus bercerita bahwa dia menyayangi suaminya, walaupun dia tak bisa meminta banyak dari suaminya dia tetap melayaninya dengan baik. Kubayangkan lagi kejadia malam-malam ketika Anita bergelut dengan dirinya sendiri, saat dia butuh kekuatan seorang suami untuk "mengerjainya" hingga puas.
aku mulai merasa malu mendengar ceritanya, dia sangat sayang pada suaminya, dia sangat setiap padanya, walaupun kebutuhan seksnya tinggi, dia tetap merawat suaminya dengan baik. mungkin inilah alasan kenapa dia jarang keluar rumah, mungkin dia takut tergoda oleh pesona lelaki yang akan membuyarkan cintanya pada sang suami tercinta. Aku? aku mungkin bisa diterima karena aku dianggap lebih muda olehnya, mungkin dia menganggapku sebagai seorang adik saja.
akhirnya aku mohon pamit, niatku melihat kondisinya saat dia menerima sms teror dariku tidak lagi kuperhatikan, dia memang seperti tidak mendapatkan ancaman, wajahnya tetap tenang, dan auranya tetap juga sayu. dia manis sekali.
***
beberapa hari berlalu, aku tidak menerorka lagi, aku masih kasihan padanya yang terus menjaga kesuciannya dan cintanya pada suaminya.
namun, setelah 2 minggu berlalu, tak sengaja lagi aku dapati dia begadang, tidak seperti biasanya, malam ini lebih larut. jam 3 subuh. malam itu tak ada celah untuk mengintipnya, dan memang dia merubah posisi ruangan. aku hanya bisa mendengan desahan halusnya, suaranya kecil sekali, namun jika diperhatikan terdengar juga lenguhannya. Ouhhhhhh, ahhhhh tuhannnnn, ouhhhhh !!!
aku tepat pada waktunya, dia sedang tinggi-tingginya. Akhhhhh !!!, dia agak sedikit berteriak, mungkin memang berteriak tapi aku yg mendengarnya samar. Akhhhhhh AKHHHHH... uhhhhh.... suaranya mulai agak keras. Ouhhhh iyaaaahhhh, hemmmppphhhhh.
aku cepat-cepat pulang ke rumah. kuaktifkan kartu sim terorisku dan segera melancarkan aksiku. kuaktifkan handycam dan memutar balik aksinya yang berhasil kurekam dl. aku mengelus buru*gku sendiri sambil mengetik sms.
aku : kamu butuh bantuan malam ini?anita tak menjawab. tak ada jawaban. aku tersiksa sekali menunggu smsnya.
keesokan paginya, dia baru membalas sms ku : KURANG AJAR!!!mungkin dia langsung tertidur pulas setelah masturbasinya yang tertangkap olehku.
aku : semalam kamu banjir berapa kali? sepertinya nikmat sekali yah?Anita : kalau kamu memang laki-laki, tolong temui saya di ....dia menyebutkan tempat dimana kami harus bertemu. tapi aku tidak datang. aku masih ragu bagaimana harus bertemu dengannya.
***suatu hari aku datang lagi bertamu ke rumahnya. aku kembali meminta saran padanya. "Aku suka pada wanita lain", kataku. dia kebingungan mau menjawab bagaimana. sebelum dia menjawab, aku sudah bertanya padanya. "menurut mba, kalau aku suka pada wanita yang lebih tua itu bagaimana?".
"Tidak ada masalah, umur bukan halangan, win. trus kamu tidak suka lagi pada pacarmu yang sekarang? kenapa?". Dia mulai bersemangat, mungkin dia memang butuh teman cerita."Aku suka sama pacarku, cuma rasanya aku tergoda dengan perempuan yang satu ini, mba"."hehehe, kamu laki-laki yang gampang tergoda ya? wah bahaya itu"."Ahhh, mba Nita ngawur. mungkin aku lebih suka perempuan yang lebih dewasa, pacarku kan terlalu manja"."Hehehe, gak apa-apa sih, selama itu memang pilihan terbaik kamu, cuma kamu bisa nyakitin perasaan pacar kamu, jadi kamu jangan egois dong, kamu punya tanggung jawab terhadap perasaan dia". dia tersenyum lembut. ahhh damai melihat dirinya seperti ini.
aku sangat tergoda padanya, beberapa kali aku terus bertamu di rumahnya, dia tidak heran, memang betul dia suka ada temen ngobrol di rumah, soalnya dia jarang keluar rumah, kecuali memang mendesak. hari ini saat aku datang padanya, aku meminta saran bagaimana mengatakan bahwa aku suka pada perempuan yang umurnya lebih tua itu.
"yaa, mungkin kamu katakan saja, dengan suasana romantis atau sesuai kreativitasmu deh, hehehe". dia mulai terlihat bebas tertawa lebih riang di depanku, mungkin karena sudah terbiasa ngobrol. sesekali dia meninggalkanku karena harus memperhatikan suaminya.
"Masalahnya mba, saya ngerasa malu ungkapin perasaan saya ke perempuan yang lebih tua"."kenapa harus malu? kamu kan laki-laki, tunjukin keberanian kamu dong, biar dia tau kamu bertanggung jawab". Katanya.
"Iya, cuma tidak biasa saja, orang-orang kan nembaknya cewek yang lebih muda, jadi lebih gampang. Kayaknya perempuan dewasa memang susah diraih".
"Iya dong, kamu perlu dewasa juga".
"menurut mba gimana?".
"Kamu cukup dewasa sih, kamu enak diajak ngobrol, nyambung dan cerdas, cuma perlu keberanian aj, apalagi wajahmu ganteng loh". Ahhhh aku suka skali kata-katanya ini, Anita seperti cewek muda yang genit, masih masa nakal-nakalnya dulu. Aku mulai mendapatkan jalan yang bagus ne.
"Ah, mba Nita bisa aja. nah kalau misalnya gini, mba Nita di posisi cewek yang disuka sama cowok yang lebih muda, sikap mba Nita gimana coba?".
"Hehehe, kok jadi mba sih. masa begitunya udah lewat".
"Iya, tapi kan bisa dibayangkan. mba Nita sukanya cowok yang kayak gimana?".
"emmm kayak gimana yah? .... dia harus bertanggung jawab, berani dan menghargai orang lain termasuk pasangannya".
"maksudku secara fisik gimana? trus kalau ditembak, kira-kira pengennya kayak gimana?".
"Yaaa kalau fisik sih yaa kalau boleh yang ganteng, tapi gak juga gpp, yang jelas sikapnya baik... trus kalau nembaknya yaaa yang romantis... hehehe", sisi lain dari mba Nita mulai kelihatan, dia lebih manis dan kesan keibuannya tidak nampak, dia seperti mahasiswi2 di kampusku, nakal dan centil. dia mulai merasa bebas ngomong mungkin.
"Yaaa yang romantis itu bagaimana mba Nita? apakah dia datang ke mba nita, duduk di samping kayak gini (aku mempraktekkannya, duduk di sampingnya, Nita cuma tersenyum dan merespon ramah, kamu seperti anak umur belasan saja). trus dia bilang cinta ke mba?".
"Yaaa itu boleh juga, cuma kurang romantis".
"Trus baiknya gimana dong". Aku coba memaksanya.
dia mulai menceritakan imajinasi romantisnya.
Yaaa awalnya kita jalan-jalan ke suatu tempat yang memang romantis, di daerh bukit misalnya, trus kita duduk berdua di bukit itu smbil ngobrol yang lucu-lucu.
"sambil cubit-cubitan atau melempar rumput ke wajah", kataku.
"Iyaa, pokoknya senang, sampai kita diam trus melihat pemandangan".
"Nita kamu lihat pemandangannya indah, mirip seperti dirimu". kataku, tubuhku mulai kudekatkan padanya, tapi dia agak risih. "pacarannya blum bisa sentuh-sentuh dong, hehehe". Katanya padaku saat kusentuhkan tubuhku padanya. dia makin manis, aku mulai bisa mengangap dia seumuran denganku.
"trus si cowok bercerita tentang hal-hal yang indah, tentang masa depan, dan pelan-pelan muji aku, hehehe".
"Iyaa, wajahmu indah nita, mataku segar melihatnya, aku senang kamu bisa riang seperti ini". kataku, aku makin percaya diri>
"hehe, trus?".
aku kebingungan dia bilang begitu "Andai kita bisa bersatu, aku sangat bersyukur, aku bisa mengorbankan diriku untuk kebahagiaanmu". aku beralih ke depannya, berlutut dan memegang tangannya, dia kaget atas sikapku. "maafkan aku jika membuat kamu merasa lain, biarkan bukit ini menjadi saksi, duduklah di sampingku", kutarik tangannya dengan lembut dan kudukkan di laintai berkarpet tebal, kami duduk bersampingan diantara sofa dan meja sekarang. kugenggam tangannya erat-erat. dia mengikuti begitu saja, pasrah. raut wajahnya seperti kebingungan harus berbuat apa. tak kuberi dia kesempatak untuk berfikir jernih.
"Nita, aku ingin memelukmu dengan perasaan cinta, penuh kasih sayang. entah apa yang mendorongku berkata seperti ini, tapi kau sendiri yang memupuk perasaan cinta ini, Nita", tanganku mulai melingkar di pundaknya, tubuhku makin erat.
"emmm", Nita kebingungan.
"bagaimana aku harus mencintaimu Nita? aku ingin kita hidup bersama dan bahagia, saling merasa dan saling memberikan kesenangan". aku mengelus pundaknya, tanganku yg satu tetap menggenggam tangannya.
"Nita, izinkan aku mengajakmu terbang di atas bukit ini". dan bibirku melayang ke wajahnya, kucium pipinya pertama, namun dia sendiri yang mencari bibirku. Akhirnya kami berpagutan. Nita menutup mata.
bibirnya yang kecil berisi lebih agresif dariku, namun kubiarkan, aku mengikuti saja, tanganku yang nakal kesana kemari, pakaiannya yang berlapis-lapis menggangguku, apagi dia mengenakan baju panjang jadi susah kuselipkan tanganku ke dalam. namun remasan ke dadanya dari luar saja membuatnya seperti gila, dia memegang tanganku yang sedang meremas payudaranya. dia meremas tanganku dengan keras.
Ciumannya makin gila, lihat kami ikut serta, dia tak membuka mata. tanganku meremas dadanya sambil menahan beban badan di punggungnya, kudorong dia dengan pelan hingga kami terbaring di atas karpet, kami tak bisa bergerak banyak karena dibatasi oleh kursi dan meja, namun begitu saja sudah sangat cukup.
Kutarik jilbabnya, lalu ciumanku turun ke lehernya yang putih jenjang. Ouhhh betapa indahnya. mulutnya menganga, bibirnya merah merekah smbil mendesah. tangannya meremas pantatku dan menekannya sehingga tubuhnya makin tertekan...
Oughhhhh,,, ahhhhhhhh.. terusinnnnn.... Nita betul-betul menikmati, aku makin buas menjilati lehernya, sesekali kugigit pelan hingga dia menggelinjang. saat lidahku berjalan naik ke telingannya dia menahan dan mendorong kepalaku ke bawah... owwwhhhhh,, jilattttinnn terusshhhhh pantatnya bergoyang dan tangannya makin menekan pantatku.
dari atas, kuselipkan tanganku ke dalam bajunya, aku sempat bingung karena bajunya berlapis tiga, baju paling luar, di dalamnya ada baju kaos dan di dalamnya ada baju tidur yang tipis, tanpa bra. dan aku menemukannya. walaupun aku tak melihat payudaranya, aku bisa tau ukurannya 34b, tak pernah kukira dia punya payudara luar biasa seperti ini, tegang dan lembut. dari leher, bibirku mulain turun, saat aku kesulitan menjilati dadanya lebih kebawah, tangannya membantu dengan menarik V bajunya sengingga kancingnya lepas dan robek. Kugapai payudara yang satunya dengan beringas, tak sempat kunikmati dengan mata. Kukulum begitu saja, putingnya kupilin dengan bibirku, ujung putingnya kujilati di dalam mulut. Ouchhhhhhh........
Akhhhhhhh............ Uhhhhhh Iyaaahhhh,,,, ouhh sayangggg... uuu dahhhh laaa mahhhhh,, AAAUUKKHHHHH........ OOOOOushhhhhhh, dia berteriak sambil menekan pantatku sangat kuat, aku mebantunya dengan menekan selangkangannya, tangan Nita naik ke kepalaku dan menariknya, dia menciumku dengan beringas, bibirku sakit digigitnya tapi aku pasrah saja, aku menikmatinya, ini permainan yang hot, sofa yang berat ini berseger sedikit, meja sudah jauh dari kami.
Oughhhhhhhhh,,, emmphhhhhh.. ouhhhhh... ia melenguh panjang, melepaskan seluruh nafasnya yg tertahan saat memeluk leherku dengan erat. Dia terlah terbang bersamaku, aku memeluknya sambil mencium lehernya. Kucium dengan penuh cinta, kuhafal baik-baik aroma rambut dan lehernya, entah masih adakah kesempatal lain terbang ke langin bersama anita.
Aku mulai lagi, mencium bibirnya, kami bertarung lagi. entah dia keenakan sehingga belum sadar apa yang kami lakukan, aku berusaha mencapai orgasme ku juga, kugesekkan kont*lku yang masih di sarangnya di selangkangan anita, kuhisap dengan beringas dadanya, dia menggeliat seperti cacing kepanasan, tangannya tiba-tiba sudah sampai di dalam celanaku, mengelus kont*lku, dia berusaha membuka celana jeans yang kukenakan.
Aku makin gila mengulum putingnya, kuremas pantatnya. Namun saat kancing jeansku terlepas, belum sempat dia menarik ke bawah, seorang anak datang dengan ucapan assalamu alaikum di depan pintu. Anaknya datang!
Kami segera bergegas, berantakan, rambut Anita kesana-kemari, tidak mirip anita kelihatannya tetapi seorang bidadari cantik jelita yang seksi, penuh nafsu dan energik. Jilbabnya dikenakan seadanya, kami langsung kompak seperti membersihkan minuman yang tumpah. Untung saja, tanpa disadari minuman kami tumpah saat sedang bergelut tadi. Anita bergegas membawa gelas ke dapur. Aku sendiri memperbaiki posisiku.
tak lama kemudian aku pulang ke rumah, tanpa pamitan kepada Anita, dia tak keluar lagi menemuiku, jadi kukira aku memang harus pulang. Di jalan pulang, Penisku berdiri tegang mengingat adegan lain. Aku pulang ke rumah dan melampiaskannya di kamar mandi. Ohhhh Indahnya hari ini.